Penelitian Tindakan Kelas ; Bahasa Arab

  • Post published:February 9, 2019
  • Post category:ARTIKEL
You are currently viewing Penelitian Tindakan Kelas ; Bahasa Arab

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang  Masalah

Mengacu kepada kurikulum mata pelajaran bahasa Arab Permenag nomor : 2 Tahun 2008 yang berbunyi bahwa; Pembelajaran bahasa Arab mencakup empat keterampilan  berbahasa yaitu : menyimak (الأستماع) , berbicara (الكلام) , membaca (القراءة) , dan menulis (الكتابة).

Di antara keempat keterampilan berbahasa tersebut di atas, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang diakui banyak kalangan agak sulit, sebab keterampilan menulis menuntut paling tidak tiga keterampilan dasar. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh Fan Ya Gang (1990); “Writing is a comprehensive ability involving grammar,vocabulary, conception, and other elements; it has everything todo with listening, speaking and reading.” 

Dengan demikian maka pembelajaran keterampilan bahasa Arab (كتابة) guru harus memilih metode pembelajaran yang menyenangkan dan komunikatif, tidak seperti kondisi di lapangan saat ini menunjukkan bahwa masih diberlakukannya sistem pembelajaran statis, cara pendekatan konvensional yang tidak efektif dan menimbulkan pada kejenuhan siswa di dalam kelas, serta pendekatan keterampilan proses dengan pembelajaran teoritis.

Pemecahan masalah pendidikan dengan kondisi di lapangan saat ini seperti tersebut di atas, sebenanrya telah dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai pembaharuan, antara lain dengan pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana, serta meningkatkan sistem manajemen sekolah, agar pendidikan selanjutnya berorientasi lokal, berwawasan nasional dan global.

Konsekuensi dari semua upaya tersebut, guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan Nasional yang ­dimaksud. Oleh karenanya secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

  • Identifikasi  Masalah

Pembelajaran konvensional (ceramah) untuk mata pelajaran Bahasa Arab (كتابة) tentu tidak relevan dan akan menimbulkan verbalisme bagi pemahaman anak, padahal masih banyak guru yang menyukainya. Mereka beralasan metode ini lebih mudah dilaksanakan.

Untuk mengatasi kebiasaan guru mengajar pendekatan konvensional tersebut, Penelitian Tindakan Kelas merupakan sarana termudah untuk menyempurnakan, meningkatkan, dan mengevaluasi pembelajaran.

Model pembelajaran Konstruktivistik dimaksudkan menjadikan kebiasaan guru yang bersifat otoriter menjadi fasilitator, mengubah kegiatan pembelajaran ego-involvement, menjadi task-involvement, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif serta dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri,  bekerja sama dan mengkomunikasikan hasil belajarnya, serta siswa semakin aktif serta kooperatif.

Wujud atau aplikasi model pembelajaran Konstruktivistik mata pelajaran Bahasa Arab dalam Standar Kompetensi Menulis/كتابة  adalah dengan menggunakan variasi alat peraga, di antaranya penggunaan صورة   sebagai media pembelajarannya.

  • Rumusan  Masalah

Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kesulitan siswa dalam Bahasa Arab, khususnya dalam Standar Kompetensi Menulis/ (كتابة).

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

  1. Apakah pembelajaran dengan model Konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Arab (menulis)melalui media  صورة   ?
  2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model Konstruktivistik ?
  3. Sejauh manakah keterampilan kooperatif siswa dapat dimunculkan dalam pernbelajaran model Konstruktivistik?
  • Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah upaya meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Bahasa Arab (Menulis) dengan menggunakan model pem­belajaran Konstruktivistik  melalui media صورة

  • Hipotesis Tindakan

Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Hasil belajar Bahasa Arab (Menulis) akan meningkat dengan penggunaan model pembelajaran Konstruktivistikmelalui media صورة.
    1. Aktivitas siswa akan meningkat dengan kegiatan menyimak penjelasan teman dan penyampaian pemahamannya.
    1. Keterampilan kooperatif siswa akan muncul lebih banyak melalui pembelajaran Konstruktivistik.
  • Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajaran, khususnya bagi guru yang mengajar Bahasa Arab , yaitu sebagai berikut.

  1. Memiliki gambaran tentang pembelajaran Bahasa Arab (menulis) yang efektif
    1. Dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari solusi pemecahannya.
    1. Dipergunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas pembelajaran Bahasa Arab (Menulis) pada tahap berikutnya.

—————————–

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

  1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

Penelitian Tindakan Kelas digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus berikutnya. Akar pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk spiral tindakan (adaptasi Hopkins, 1993) sebagai berikut :

Identifikatii

    masalah

                                                                                                              Siklus I

                                                                                                                                                  Siklus I

Dst.

Di bawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan PTK.

  1. PTK penting untuk guru dengan alasan berikut :
    1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
    1. PTK dapat meningkatkan kinerja guru.
    1. Guru mampu memperbaiki prows pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
  • Karakteristik PTK yakni seperti di bawah ini.
    • Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.
    • Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
    • Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
    • Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional.
    • Dilaksanakan dalarn rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
    • Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukcan guru yang sedang melakukan tindakan.
  • Jenis-jenis PTK yakni sebagai berikut.
    • PTK Diagnostik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat dalam latar penelitian.
    • PTKPartisipan, ialah apabila orang yang akan mela­kukan penelitian, harus terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan.
    • PTK Empiris, ialah apabila peneliti berupaya melak­sanakan sesuatu tindakan atau aksi dan melakukan apa yang dilaksanakan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.
    • PTK Eksperimental, ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegi­atan belajar mengajar.
    • Model-model PTK

Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam PTK, diantaranya: a. Model Kurt Lewin, b. Model Kemmis dan Me. Taggart, c. Model John Elliot, dan d. Model Dave Ebbutt, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart. Adapun model PTK dimaksud menggambarkan adanya empat tahap yakni sebagai berikut.

  1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
  2. Tahap 2 : pclaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
  3. Tahap 3 : pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.
  4. Tahap 4: refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-­siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral. Namun sebelum keempat tahapan itu berlangsung, biasanya diawali oleh suatu tahapan pra PTK, yang meliputi : identifikasi masalah, analisa masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis tindakan.

Sasaran atau Objek PTK ialah sebagai berikut.

  1. Unsur Siswa : dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/ laboratorium/lapangan/bengkel, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
  2. Unsur guru, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedane berdarnlawisata; atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
  3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
  4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicennati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang dapat diamati guru, siswa, atau keduanya.
  5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian.
  6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah maupun yang melingkupi siswa dirumahnya.
  7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehinaga mudah diatur, direkayasa dalam bentuk tindakan.
    1. Model Pembelajaran  Konstruktivistik

         Pembelajaran Konstruktivistik (Contexlual Teaching and Learning) adalah model pembelajaran yang mengutamakan siswa secara aktif membangun pembelajaran mereka sendiri secara mandiri dan memindahkan informasi yang kompleks. Mengacu pada pemikiran Rachmadiarti (2002) suatu proses kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan berorientasi pada Contextual Teaching and Learning (CTL) apabila mempunyai tujuh pilar yaitu:(1) Inkuiri (inquiry);(2) bertanya (questioning);(3) konstruktivisme (constructivism);(4) masyarakat belajar (learning community);(5) penilaian autentik (autentic assesment); (6) refleksi (reflection); dan (7) pemodelan (modelling).

Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri. (Bettencournt, 1989 dalamSuparno P,1997:65)

Proses belajar harus tumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri, dengan kata lain anak-anak yang harus aktif belajar sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing. Pandangan ini pada dasarnya mengemukakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan belajar anak.”Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for the purpose of aiding the pupillearn”…(Hamalik,2002:58). Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar merupakan proses kegiatan komunikasi dua arah. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang integral (terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Selanjutnya proses belajar mengajar merupakan aspek dari proses pendidikan.Berdasarkan orientasi proses belajar mengajar siswa harus ditempatkan sebagai subjek belajar yang sifatnya aktif dan melibatkan banyak faktor yang mempengaruhi, maka keseluruhan proses belajar yang harus dialami siswa dalam kerangka pendidikan di sekolah dapat dipandang sebagai suatu sistem, yang mana sistem tersebut merupakan kesatuan dari berbagai komponen (input) yang saling berinteraksi (proses) untuk menghasilkan sesuatu dengan tujuan yang telah ditetapkan (output).

  • Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa Arab mencakup empat keterampilan  berbahasa yaitu : menyimak (الأستماع) , berbicara (الكلام) , membaca (القراءة) , dan menulis (الكتابة). (Kurikulum MA. Permenag Nomor 2  Tahun 2008).

Agar pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab tersebut menjadi pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan model Kontektstualmelalui media صورة.

Di bawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan Bahasa Arab di MAM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran, yaitu sebagai berikut.

  1. Fungsi

Bahasa Arab di MA  berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan Agama Islam dan keterampilan berbahasa sebagai alat untuk memahami al Quran dan al Hadits  dalam rangka menjadi manusia yang kamil.

  • Tujuan

Pembelajaran Bahasa Arab di MA bertujuan agar peserta didik memiliki tiga kompetensi, yaitu kompetensi bahasa (linguistik), kompetensi komunikatif dan kompetensi budaya (arab).

Kompetensi linguistik meliputi keempat keterampilan berbahasa, dan penguasaan tiga unsur bahasa.Empat keterampilan berbahasa yaitu :

الأستماع – الكلام – القراءة – الكتابة

Sedangkan tiga unsur bahasa meliputi :

الأصوات والمفردات ( والتعابر السياقية والعبارات الأصطلاحية)  والتراكب النحوية

Dengan kompetensi komunikatif dimaksudkan agar peserta didik mampu mengungkapkan perasaan serta fikirannya dalam bahasa Arab, sedangkan kompetensi budaya dimaksudkan agar peserta didik dapat berkomunikasi dalam bahasa Arab sesuai dengan budaya Arab itu sendiri. Budaya Arab maksudnya budaya Arab Islami, budaya universal modern dan kontemporer yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam

  • Pendekatan dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru dapat memilih dan menentukan Pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, kekhasan bahan pelajaran, sarana dan keadaan siswa.

      Beberapa pendekatan dan metode pembelajaran Bhasa Arab  adalah :

  1. Lingkungan

Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini dapat dimulai dari atau mencakup hal-hal atau peristiwa yang pernah dialami dan terdapat di lingkungan siswa.

  • Penemuan (Inkuiri)

Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam Proses Belajar Mengajar dengan melakukan berbagai kegiatan belajar.

  • Induktif-Deduktif

Pada pendekatan induktif, siswa menarik suatu kcsimpulan dari scjumlah fakta yang satu sarna lainnya ada hubungannya yang diperoleh melalui pengamatan atau cara yang lain. Sedang pendekatan Deduktif, mengahadapkan siswa pada sesuatu yang berlaku umum dan mengumpulkan berbagai fakta yang mendukung pcrnyataan tcrsebut.

  • Metode  Mengajar

Berbagai metode mengajar Bahasa Arab seperti: Metode Tanya jawab, Metode dialog, Metode peragaan, Metode Diskusi, Metode drill, Metode membaca, Metode terjemah, Metode Permainan, Metode Cerita dan Metode Simulasi.

  • Alat Peraga atau Media  Bahasa Arab

Alat peraga atau media adalah sumber belajar yang harus dikembangkan untuk tercapainya hasil belajar yang optimal. Hal ini seperti apa yang dikatakan Iskandar dan Mustaji (1989:1) “Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan basil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya yaitu bahwa pelajar harus banyak berinteraksi dengan sumber belajar. “Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal.

Atas dasar ini, beberapa alat peraga atau media Bahasa Arab sangatlah perlu diaplikasikan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab di MAM 02. Adapun alat peraga atau media Bahasa Arab dapat berupa : gambar-gambar/ صورة, alat peraga buatan siswa atau guru dan sebagainya.

————————

BAB III

METODE  PENELITIAN

  1. Objek Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun jenis tindakan yang diteliti adalah sebagai berikut.

  1. Minat siswa untuk belajar menemukan sendiri.
    1. Kerjasama dalam mengokmunikasikan hasil belajarnya, dan
    1. Keaktifan dan sikap kooperatif siswa selama mengikuti pembelajaran.
  • Setting Subjek Penelitian

Setting atau lokasi PTK ini adalah MAM 02 Pondok Modern Paciran Kabupaten Lamongan. Mata  pelajaran Bahasa Arab, Standar Kompetensi ابن سينا kelas XII/IPS.1  semester I, dengan jumlah siswa 22 anak, Tahun Pelajaran 2017/2018

  • Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus III bersama mitra kolaborasi.

Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan pemunculan keterampilan kooperatif siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa.

Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.

D.  Metode Analisa Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama dengan mitra kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

  1. Gambaran  Setting  Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil lokasi di MAM 02 Pondok Modern Paciran Kabupaten Lamongan ini, pelaksanaannya mengikuti alur sebagai berikut.

  1. Perencanaan, meliputi penetapan materi pembelajaran Bahasa Arab (Menulis) dan penetapan alokasi waktu pelaksanaannya (Januari – Pebruari 2012)
    1. Tindakan, meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar melalui model pembelajaran Konstruktivistik dengan media صورة.
    1. Observasi, dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi aktivitas siswa, pengembangan materi, dan hasil belajar siswa.
    1. Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan wali kelas, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.

  • Penjelasan Persiklus

Penelitian Tindakan Kelas dengan alur atau tahapan (perencanaan, tindakan, observasi, refleksi) disajikan dalam tiga siklus sebagai berikut.

TABEL I

Siklus I (Pertama)

NO. PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
1. Menyusun Satuan Pelajaran.Menyiapkan masalah.Menyiapkan blangko observasiMenyiapkan blangko evaluasi Menjelaskan KBM secara umum.Membentuk kelompok (4 kelompok @ 6 anak)Tiap kelompok memilih masalah sendiri.Diskusi kelompok membahas masalah الأعياد في الاسلام Melaksanakan diskusi kelasMenarik kesimpulan Mengamati perilaku siswa terhadap peng-unaan modal belajar.Memantau diskusi / kerjasama antarsiswa Mengamati proses transfer kelompokMengamati pemahaman masing-masing. Mencatat hasil observasiMengevaluasi hasil observasiMenganalisis hasil observasiMemperbaiki kele-mahan untuk daur berikutnya.

TABEL II

Siklus 2 (Kedua)

NO. PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
2 Menyusun rencana perbaikanMemadukun hasil refleksi daur I agar daur II lebih efektifMenyiapkan blangko observasi, angkat dan evaluasi Menjelaskan KMB dan informasi hasil pada Daur IMembentuk kelompok (4 kelompok @ 6 anak)Memberikan صورة kepada masing-masing kelompokDiskusi kelompokMemberikan bantuan secukupnya pada masing masing kelompokDiskusi kelas Menarik kesimpulan Mengamati perilaku siswa terhadap peng-gunaan model pem-belajaranMemantau diskusi/ kerjasama antarsiswa dalam kelomrokMengamati catatan dan       pemahaman masing-masing anak Mencatat hasil observasiMengevaluasi hasil observasiMenganalisis hasil pembelajaranMemperbaiki untuk daur berikutnya

TABEL III

Siklus 3 (Ketiga)

NO. PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
3. Menyusun rencana pelajaran perbaikanMengoptimalkan waktuMenyiapkan blangko, observasi dan evaluasi Penjelasan umum KBM dan informasi hasil pada daur I.Membentuk kelompok (4 kelompok @ 6 anak) Memperbaiki  masalahDiskusi kelompokMemberikan bantuan secukupnya pada masing masing kelompokDiskusi kelas Menarik kesimpulan Mengamati perilaku siswa terhadap peng-gunaan model pem-belajaranMemantau diskusi/ kerjasama antarsiswa dalam kelomrokMengamati proses transfer informasiMengamati catatan dan       pemahaman masing-masing anak Mencatat hasil observasiMengevaluasi hasil observasiMenganalisis hasil pembelajaranMenyusun laporan
  • Proses Analisis Data

Proses analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan aktivitas dan pemunculan keterampilan kooperatif siswa, serta hasil prestasi belajarnya dalam memahami materi الأعياد في الاسلام, disajikan dalam 3 siklus berikut.

  1. Siklus I

Dalam proses pembelajaran siklus pertama pengenalan materi dilakukan dengan diskusi kelas, kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang materinya dikembangkan dari LKS. Hasil penelitian menunjukkan :

Siswa Aktif                 = Kelompok  I          : 4 siswa

  Kelompok  II               : 3 siswa

  Kelompok III       : 2 siswa

  Kelompok IV       : 3 siswa

Siswa Kooperatif        = Kelorripok  I         : 4 siswa

  Kelompok  II               : 2 siswa

  Kelompok  III             : 3 siswa

 Kelompok IV        : 4 siswa

Siswa                           = Kelompok  I          : 3 siswa

menyelesaikan                         Kelompok  II               : 4 siswa

soal tes                           Kelompok III        : 3 siswa

                                       Kelompok IV        : 3 siswa

Interpretasi

Pengenalan materi perlu diperjelas dalam kelompok dan sebaiknya disampaikan oleh anggota kelompok. Karena materi awal belum begitu dikuasai, akibatnya proses pembelajaran belum maksimal.

  • Siklus 2

Pengenalan materi dilakukan pada kelompok oleh anggota kelompok yang menguasai, kemudian dikembangkan dengan pembahasan lain dalam kelompok, hasilnya sabagai berikut.

Siswa Aktif                 = Kelompok  I          : 5 siswa

  Kelompok  II               : 4 siswa

  Kelompok III       : 3 siswa

  Kelompok IV       : 4 siswa

Siswa Kooperatif        = Kelorripok  I         : 6 siswa

  Kelompok  II               : 5 siswa

  Kelompok  III             : 4 siswa

 Kelompok IV        : 5 siswa

Siswa                           = Kelompok  I          : 5 siswa

menyelesaikan                         Kelompok  II               : 6 siswa

soal tes                           Kelompok III        : 5 siswa

                                       Kelompok IV        ; 4 siswa

Interpretasi

Pada siklus kedua ini hasil observasi menunjukkan adanya kekurangan pemahaman materi, maka aktivitas dan peran siswa kurang nampak dalam pembelajaran.

  • Siklus 3

Dada siklus ini diawali dengan pembekalan khusus bagi siswa yang mampu dari masing-masing kelompok, untuk dikembangkan kepada anggota kelompoknya. Adapun hasilnya sebagai berikut.

Siswa Aktif                 = Kelompok I           : 5 siswa

  Kelompok  II               : 6 siswa

  Kelompok  III             : 5 siswa

 Kelompok IV        : 5 siswa

Siswa Kooperatif        = Kelompok  I          : 6 siswa

  Kelompok  II               : 6 siswa

                                                    Kelompok  III             : 5 siswa

                                       Kelompok IV        : 5 siswa

Siswa                           = Kelompok I           : 6 siswa

menyelesaikan                         Kelompok  II               : 6 siswa

menulis insya’                Kelompok III        : 5 siswa

                                       Kelompok IV        : 5 siswa

Interpretasi

Pada akhir siklus ketiga basil pembelajaran sudah memenuhi harapan, yakni adanya peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif hasil belajar siswa.

  • Pembahasan Dan  Pengambilan  Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran Konstruktivistik adalah memuaskan. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik aktivitas, kerjasama, maupun prestasi siswa, seperti pada tabel berikut.

Tabel  IV
Profil Hasil Penelitian

Aktivitas Siswa Siklus I 11 28%
II 14 57%
III 22 100%
     
Ketrampilan Kooperatif Siklus I 11 42%
II 14 71%
III 22 100%
     
Hasil Prestasi Belajar Siklus I 11 33%
II 14 76%
III 22 100%
     

Salah satu hasil observasi selain tiga hal yang menjadi sasaran tindakan penelitian adalah dengan berkembangnya pemahaman materi sejalan dengan berkembangnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa. Dengan kata lain, semakin siswa memahami materi, semakin eksis dalam kelompoknya.

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1  

Tabel V
Gratik Hasil Penelitian

    I                 II                III

Hasil Prestasi

Belajar Aktivitas Siswa

Ketrantpilan Kooperatif

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut.

  1. Aktivitas siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri cenderung meningkat (berdiskusi dan menulis insya’ muwajjah).
    1. Keterampilan kooperatif siswa selama proses pembelajaran dengan model Konstruktivistik dapat muncul dan sebagian menunjukkan peningkatan.
    1. Prestasi belajar Bahasa Arab pada materi menulis/كتابة mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model Konstruktivistik dengan media صورة  
  • Saran-Saran

Dari kesimpulan di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut.

  1. Pembelajaran Bahasa Arab pada SK Menulis/كتابة yang selama ini hanya menggunakan cara­-cara konvensional sudah waktunya diganti dengan teknik pembelajaran yang inovatif, seperti model pembelajaran Konstruktivistik.
    1. Dengan melihat hasil pembelajaran model Konstruktivistik ini, tentunya bisa dikembangkan dengan pendekatan model atau variasi (inovasi) pembelajaran lainnya.

—————————–

DAFTAR PUSTAKA

Permenag RI.Nomor 2, 2008. Kurikulum Bahasa Arab Kelas XII:  Semarang:

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20, Sisdiknas. Jakarta: Depdiknas.

Dryden, Gordon. 2001. The Learning Revolution. Bandung: Kaifa.

Hulgard, Ernest, R. 1969. Theories of Learning . Appleton Century Crofet: Mc. Gran Hill Book Company, Inc.

Kasbolah, Kasihani, ES. 2001. Penelitian  Tindakan Kelas. Malang; UM.

Nur, M. dan Wikandari P.R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.

Nur, M. 2001. “Pengajaran dan Pembelajaran Konstruktivistik”. Makalah disajikan pada Pelatihan TOT guru mata pelajaran SLTP dan MTs dari enam propinsi, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Wilayah IV Surabaya.

Lampiran 1.

LEMBAR OBSERVASI

PTK MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

MATA PELAJARAN BAHASA ARAB (MENULIS) DENGAN MEDIA صورة

  1. Aktivitas Siswa dalam KBM
No ASPEK AKTIVITAS NOMOR SISWA
1 2 3 4 5 6 7 Juml
1 Mendengarkan penjelasan guru / teman                
2 Membaca materi                
3 Menulis (Mencatat) materi penting                
4 Mengerjakan LKS                
5 Berdiskusi dengan guru                
6 Mengajukan pertanyaan                
7 Menjadi pembicara kelompok                
7 Menulis insya’ muwajjah                
  • Keterampilan Kooperatif Siswa dalam KBM
No ASPEK AKTIVITAS KOOPERATIF NOMOR SISWA
1 2 3 4 5 6 7 Jml
1 Menghargai pendapat orang lain                
2 Mengambil giliran dan berbagi tugas                
3 Memberi kesempatan orang lain berbicara                
4 Mendengar dengan aktif                
5 Kerjasama dalam kelompok                
6 Kemampuan menyampaikan informasi                
7 Kemampuan  menulis karangan sederhana / insya’ muwajjah                

Paciran ,______________

Pengamat

Drs. Moh. Hasan Rasidi, M.Pd.I

Petunjuk:

  1. Pengamat duduk di tempat yang strategis.
    1. Pengamat ditujukan pada setiap kelompok.
    1. Pengamat cukup memberikan tanda (√) pada kolom nomor siswa

yang ada untuk menandai aspek siswa yang diohservasi.

Lampiran 3

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN
MODEL KONSTRUKTIVISTIK MELALUI  MEDIA
صورة

Mata pelajaran             : BAHASA ARAB (كتابة)

Kelas/PAS                   : XII/1

Waktu                         : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi   : Menulis / كتابة

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Kegiatan Pembelajaran Alat dan sumber
  الحضارة الأسلامية Membuat tulisan / karangan sederhana (Insya’ Muwajjah) tentang  الأعياد في الاسلام Kegiatan 1: Persepsi, Menjaring perhatian siswa dengan  صورة الأعياد في الاسلام   dan  tokoh-tokohnya. Kegiatan  2 : Observasi, mengamati صورة الأعياد في الاسلام   ; tokoh-tokoh Islam Kegiatan 3 : Diskusi kelas, peranan dan fungsi tiap-tiap kamar Kegiatan 4 : Siswa membuat tulisan sederhana /insya’ muwajjah. Kegiatan 5 : Mengumpulkan hasil tulisan/ karangan siswa. Alat : Foto Foto tokoh-tokoh Is      Sumber : Buku paket       bhs. Arab Kamus al Munawwir.

Leave a Reply